Wednesday, November 13, 2013

Kejadian Luar Biasa Chikungunya




KEJADIAN LUAR BIASA CHIKUNGUNYA
di Kota Depok, Jawa Barat

A.    PENDAHULUAN
1.        Latar Belakang
Bahwasannya sering kali kita mendengar dengan kejadian luar biasa (KLB) yang menimpa warga Indonesia, seperti diare, demam berdarah, difteri dan banyak lainnya. 


Selain penyakit tersebut, ada juga kejadian luar biasa yang menyerang warga Indonesia yakni penyakit “chikungunya”. Pernahkah anda mendengarnya? Tentu saja pernah, karena penyakit itu sudah banyak menyebar di Indonesia dan di tahun 2012 ini penyakit chikungunya menyerang warga Depok, Jawa Barat . Kejadian luar biasa yang terjadi di Depok, Jawa Barat tersebut membuat bermacam-macam opini mencuat, dari pendapat pesimistik sampai kekhawatiran yang tidak jelas. Kesimpangsiuran berita, opini atau pndapat tersebut pada dasarnya dapat dinetralisir dengan baik apabila kita semua mempunyai pemahaman dan persepsi yang sama terhapad penyakit chikungunya ini, karena itu tulisan ini diharapkan dapat  menghantar kita untuk melihat, apa itu chikungunya? Kapan terjadinya chikungunya? Apa yang menjadi penyebab timbulnya penyakit chikungunya? Bagaimana penularannya? dan banyak penjelasan tentang penyakit tersebut.

Berhasil tidaknya pencegahan terhadap penularan Chikungunya tergantung dari perilaku masyarakat di daerah tersebut. Perilaku mencakup 3 aspek yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku merupakan respon seseorang terhadap stimulus yang berasal dari dalam dan luar dirinya. Tingkat pendidikan daat mempengaruhi masyarakat dalam melakukan upaya penanggulangan terhadap penyakit Chikungunya.
Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Sugearto ( 2010 ), sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan pelaksanaan motif tertentu. Suatu sikap belum terwujud secara otomatis dalam suatu tindakan. Terwujudnya sikap menjadi perbuatan nyata mak diperlukan faktor pendukung atau suatu  kondisi yang memjungkinkan.
Tiga hal penting yang berperan dalam penyebaran penyakit Chikungunya yaitu virus Chikungunya, nyamuk A. aegepty  sebagai vektornya dan lingkungsn. Penyakit chikungunya disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIKV) yang termasuk Familia Togaviridae, Genus Alphavirus dan ditularkan oleh nyamuk A. Aegepty dan A. Albopictus. CHIKV sebagai penyebab penaykit Chikungunya masih belum diketahui pola masuknya ke Indonesia. Sekitar 200-300 tahun lalu CHIKV merupakan virus pada hewan primata di tengah hutan savana di Afrika.
Chikungunya tidak mematikan, tidak menyebabkan trombosit turun drastis seperti demam berdarah dangue namun penyebaran Chikungunya jauh lebih cepat daripada DBD. Biasanya bila salah satu keluarga terinfeksi, maka sekeluarga dapat terinfeksi semua juga tetangga lainnya dan bila tidak ditangani dengan serius dapat lebih cepat penyebarannya.  Chikungunya dapat menyerang semua orang tidak terkecuali dan tidak memandang usia. Penyakit tersebut menimbulkan permasalahan kesehatan masyarakat khususnya di Depok bahkan di Indonesia. Cara mentransmisi bagi Chikungunya ini adalah vector-borne disease yaitu melalui tusukan dan hisapan nyamuk.
Vektor chikungunya yang utama di Indonesia adalah A. Aegepty yang keberadaannya hingga dewasa ini masih tersebar di seluruh pelosok tanah air. Berdasarkan hasil survei jentik yang dilakukan oleh DepKes RI Tahun 1992 di 7 kota di pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan, menunjukkan bahwa rata-rata persentase rumah dan tempat umum yang  ditemukan larva masih cukup tinggi, yaitu sebesar 28 %.
Lingkungan merupakan faktor yang dapat mennyebabkan virus Chikungunya itu timbul karena kita ketahui bersama bahwasannya nyamuk A. Aegepty berasal dari lingkungan yang kotor, genangan air dan banyak hal lainnya yang ada di lingkungan kotor tersebut.

B.       PERMASALAHAN
Hubungan perilaku hidup masyarakat Depok, Jawa Barat dengan Kejadian Luar Biasa Chikungunya yang menyerangnya.

C.       PEMBAHASAN
Chikungunya merupakan penyakit yang sering kali menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa). Chikungunya merupakan penyakit reemerging  yaitu penyakit yang keberada-annya sudah ada sejak lama tetapi sekarang muncul kembali di Depok, Jawa Barat tepatnya tanggal 05 Januari 2012.
1.        Definisi Penyakit Chikungunya
. Chikungunya berasal dari bahasa Swahili (Afrika) yang berarti “berubah bentuk atau bungkuk”. Nama ini mengacu pada fostur tubuh penderita demam Chikungunya. Chikungunya merupakan penyakit yang disebabkan oleh naymuk Aedes Albopictus. Virus ini digolongkan pada keluarga Togaviridae, genus Alpgavirus. Pada umunya virus ini menyerang kawasan tropis Asia dan Afrika.
Sekitar 200-300 tahun yang lalu, virus Chikungunya merupakan virus pada hewan primata di tengah hutan atau savana di Afrika. Satwa primata yang dinilai sebagai pelestari virus adalah bangsa baboon ( papio sp. ), Cercopithecus sp.  Siklus di hutan diantara satwa primate dilakukan oleh nyamuk Aides sp. Pembuktian ilmiah yang meliputi isolasi dan identifikasi virus baru berhasil dilakukan ketika terjadi wabah di Tanzania 1952-1953. Baik virus maupun penyakitnya kemudian diberi nama sesuai bahasa setempat (Swahili) berdasarkan gejala pada penderita,
2.        Epidemiologi
Wabah Chikungunya di Indonesia terjadi pada tahun 1973 di Samarinda, tahun 1980 di Jambi, tahun 1983 di Yogyakarta, Ternate dan Martapura, tahun 1999-2001 di Aceh dan Bogor, tahun 2002 di Bekasi dan Purwerejo. Sepanjang tahun 2001-2003 dilaporkan 3918 kasus di Indonesia tanpa ada kematian. Begitupun dengan kasus Chikunya yang terjadi pada tahun 2012 di Depok, Jawa Barat tidak menimbulkan kematian.
3.        Penyebab terjadinya Kejadian Luar Biasa Penyakit Chikungunya di Depok, Jawa Barat
Ø  Mobilitas Penduduk
Mobilitas berasal dari bahasa latin  mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Mobilitas penduduk dari atau antar tempat yang tinggi sangat berpengaruh pada persebaran penyakit Chikungunya. Tingginya mobilitas penduduk menyebabkan perkembangan Chikungunya menjadi lebih mudah. Jika seseoarng tergigit nyamuk pembawa virus Chikungunya maka orang tersebut dapat dengan mudah menyebarkan ke tempat dimana orang tersebut tinggal.
Ø  Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk juga sangat berpenaruh pada penyebaran virus Chikungunya, dengan padatnya penduduk maka virus yang dibawa oleh nyamuk tersebut dengan sangat mudah menyebar luas mewabah di tempat tersebut.
Ø  Kepadatan Penghuni Rumah
Dengan padatnya penduduk yang tinggal dalam sebuah rumah maka jika salah satu anggota keluarga terinfeksi Chikungunya dengan mudah anggota keluarga yang lain yang tinggal akan terserang Chikungunya. Menurut penelitian Oktikasari terdapat hubungan yang bermakna antara kepadatan hunian dengan kejadian chikungunya ( Oktikasari, 2008 ).
Ø  Kepadatan Vektor Nyamuk
Tingkat epidemisitas Chikungunya sangat berhubungan dengan populasi nyamuk Aedes di daerah tersebut. Semakin pada vektor nyamuk maka semakin tinggi pula tingkat penyebaran virus Chikungunya ( Diallo, 1999 ).
Kepadatan nyamuk dalam rumah dapat dilihat dengan rumus MBR ( Man Bitting Rate ) = jumlah nyamuk tertangkap / jumlah penangkap nyamuk x ( lama waktu penangkapan / jam ) x jumlah jam penangkapan.

Ø  Usia
Salah satu faktor yang berpenagruh terhadap timbulnya KLB Chikungunya yaitu adanya suspestibilitas manusia terhadap infeksi. Usia sangat berpengaruh dengan adanya sistem kekebalan tubuh dari masing0masing individu. Semakin rendah sistem kekebalan tubuh seseorang semakin mudah pula seseorang tersebut terserang suatu penyakit. Oktisai ( 2008 ) menyebutkan bahwa hubungan antara usia dengan kejadian chikungunya menunjukkan hubungan yang bermakna.
Ø  Jenis Kelamin
Penyakit Chikungunya dapat ,enyerang semua jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan. Pada populasi yang renatn, penyakit Chikungunya dapat menyerang dan menyebar secara cepat. Attac rate penyakit Chikungunya dapat mencapai 40 sampai 80 persen pada populasi yang rentan ( Mohan, 2006 ).
Ø  Kondisi Geografis
Perbedaan geografi antara daerah satu dengan daerah yang lain dapat menyebabkan perbedaan geografi dari strain nyamuk Aedes mengubah suseptibilitasnya terhadap infeksi dan kemampuannya untuk menularkan virus, yang memungkinkan besar sangat berperan dalam menentukan endemisitas dari virus Chikungunya di daerah tersebut ( WHO India, 2008 ).
Ø  Iklim
Nyamuk Aedes dapat hidupa pada aderah dengan iklim tropis yaitu daerah suhu tinggi serta tingkat kelembaban tinggi. Dengan adanya pemanasan global maka nyamuk Aedes dapat berkembang pesat serta  merupakan iklim yang cocok untuk perkembangbiakan nyamuk tersebut. Stephen Higgs dari University of Texas Medical Branch melaporka dalam The Publick Lybrary of Science Journal Plos Pathogens 7 Desember 2001 bahwa peningkatan suhu seiring dengan pemanasan global dapat meningkatkan potensi mutasi virus Chikungunya memperluas jangkauan penyebaran ( Sourisseau, 2007 ; Epstein, 2007 ).
Ø  Pengetahuan
Pengetahun dapat dinilai dari seseorang yang mengetahui atau tidak tentang penyakit Chikungunya diantaranya mengenai penyebab, tanda dan gejala, faktor risiko dan lain-lain. Denga mengetahui penyakit dan gejala Chikungunya maka seseorang dapat mencegah timbulnya penaykit tersebut. Seseorang yang memiliki pengetahuan rendah tentang suatu penyakit akan memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang yang memiliki pengetahuan yang lebih tinggi.
Ø  Penyediaan Tempat Pembuangan Air ( TPA )
Nyamuk  Aedes  dapat berkembangbiak dalam air yang cukup bersih dan tidak bersentuhan secara langsung denga tanah. Jentik-jentik nyamuk akan hidup dengan adanya air yang bersih, misalnya penampungan air yang akan menajdi salah satu faktor risiko. Dengan tersedianya TPA yang jarang dibersihkan di rumah, amaka akan menajdi risiko untuk meningkatnya perekembangbiakan nyamuk tersebut.


4.        Gejala Kejadian Luar Biasa Penyakit Chikungunya
Gejala yang dirasakan warga Depok, Jawa Barat adalah  (posisi tubuh) meliuk atau melengkung, mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki. Gejala penyakit ini termasuk demam mendadak yang mencapai 39 derajat C, nyeri pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang yang disertai ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit. Terdapat juga sakit kepala dan sakit perut. Pada tahap berikutnya penderita akan mengalami kelumpuhan pada tangan dan kaki, namun kelumpuhan ini tidak akan berlangsung lama. Gejala penyakit ini bisa berlangsung 3-10 hari (kemudian sembuh sendirinya), tetapi tidak dengan nyeri sendinya yang bisa berlangsung berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
Meskipun penyakit Chikungunya mirip dengan demam berdarah dengue namun penyakit ini tidak mengakibatkan pendarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian. Masa inkubasi Chikungunya adalah 2-4 hari. Manifestasi penyakit rata-rata 3-10 hari. Virus Chikunganya ini termasuk self limiting disease, yang berarti hilang dengan sendirinya.
5.    Penularan Kejadian Luar Biasa Penyakit Chikungunya
Ø  Penyakit Chikungunya disebabkan oleh sejenis virus Alphavirus yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes Aegypti, Aedes Albophytus. Nyamuk yang sama juga menularkan penyakit demam berdarah. Meskipun masih bersaudara dengan demam berdarah, penyakit Chikungunya ini tidak mematikan.
Nyamuk dewasa menggigit korban pada siang hari, puncak gigitan adalah sekitar pukul 09.00 – 10.00 WIB dan pukul 16.00 – 17.00 WIB. Tempat beristirahat yang disenangi adalah benda-benda yang bergantung didalam rumah, seperti gorden, kelambu, baju/pakaian di kamar yang gelap dan lembab.
Tempat-tempat yang sangat disukai nyamuk untuk bersarang dan berkembangbiak adalah tempat penyimpanan air bersih, air tergenang di barang-barang bekas dan di daunan. Oleh sebab itu, penyakit ini berkembang pada musim ketika cuacanya berganti-ganit antara hujan dan panas. Biasanya pada musim pancaroba, dimana banyak air yang tergenang ditempat-tempat ban bekas, kaleng bekas dan lain-lain.
Siklus kehidupan nyamuk dimulai dari telur, dimana pada suhu tertentu telur nyamuk dapat bertahan sampai berbulan-bulan. Dalam kondisi normal, perkembangan telur sampai menjadi dewasa berlangsung kira-kira sembilan hari. Nyamuk dewasa betina siap untuk mengisap darah manusia dan setelah itu sanggup bertelur sampai 100 butir. Dua puluh empat jam kemudian naymuk ini kembali menghisap darah, selanjutnya kembali bertelur. Walaupun umur nyamuk betina hanya sekitar sepuluh hari, tetapi waktu tersebut telah cukup baginya untuk mengisap darah termasuk menginveksi manusia. Nyamuk betina biasanya mengigit pada siang ahri didalam rumah dan menyukai tempat-tempat yang agak gelap. Jarak terbang nyamuk berkisar 40 hingga 100 meter. Oleh karenanya, korban gigitan nyamuk biasanya berada di sekita daerah tersebut dari sarang nyamuk. Air mengalir maupun di comberan yang langsung berhubungan dengan tanah bukan tempat nyamuk itu berkembang. Nyamuk juga tidak bisa hidup di ketinggian lebih dari 1000 meter dari permukaan laut.
6.    Pengobatan Kejadian Luar Biasa Penyakit Chikungunya
Umumnya penyakit yang disebabkan virus adalah yang bisa sembuh sendirinya, begitu juga penyakit Chikungunya. Dalam waktu 10-14 hari penderita sudah bisa sembuh sendiri. Pengobatan yang diberikan berupa pengobatan simptomatik, yaitu hanya mengurangi gejalanya saja seperti gejala demam diberi obat penurun panas, gejala nyeri sendi diberikan analgetik (obat pengurang rasa sakit) seperti paracetamol, mefenemic acid, dan lain-lain.
Disarankan juga agar penderita banyak beristirahat dan konsumsi makanan yang bergizi agar bisa mempercepat penyembuhan. Makanan bergizi cukup karbohidrat terutama protein, perbanyak konsumsi buah-buahan segar. Obat golongan vitamin bisa digolongkan untuk mencegah inveksi sekunder. Untuk perawatan di rumah, penderita dianjurkan untuk banyak minum, mengatasi demam tinggi bisa dibantu dengan kompres untuk menurunkan panas.
7.    Pencegahan Kejadian Luar Biasa Penyakit Chikungunya
Didalam prakteknya tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya, satu-satunya acara adalah menghindari gigitan nyamuk pembawa virus Chikungunya. Mengingat penyebaran penyakit ini adalah nyamuk Aedes Albopictus maka acara terbaik adalah memutuskan mata rantai penularan dengan memberantas naymuk tersebut sebagaimana disarankan dalam pemberantasan penyakit demam berdarah. Insektisida yang digunakan untuk memberantas  nyamuk adalah dari golongan malation sedangkan untuk jentik digunakan themopos.
Penyakit ini hanya bisa dicegha diantaranya dengan menghentikan perkembangbiakan nyamuk dengan menggalakkan 3 M (Menutup saluran air, Menguras penampungan air, Mengubur barang-barang bekas) atau dengan menaburkan bubuk abate pada penampungan air. Pemberantasan terhadap nyamuk harus dilaksanakan secara rutin dan berkala karena berdasarkan penelitian dalam 10 hari sekali ratusan jentik berubah menjadi nyamuk. Jentik-jentik apabila dibiarkan akan berkembang pesat yang akan dapat membahayakan kehidupan manusia.
Abatasi adalah salh satu bentuk pencegahan berkembangbiaknya nyamuk  dengan tujuan agar kalau sampai bertelu menets, jentik nyamuk tidak akan menjadi naymuk dewasa. Semua TPA yang ditemukan jentik nyamuk Aedes ditaburi bubuk abate sesuai dengan dosis satu sendok makan peres (10 gram) abate untuk 100 liter air. Bubuk abate juga dituang dalam bak mandi. Sebagai konsekuensinya kita dianjurkan jangan menyikat bak/TPA tersebut selama kurang lebih tiga bulan, karena lapisan abate yang trebentuk pada dinding bak berpotensi mampu membunuh jentik nyamuk selama tiga bulan.
Pemberantasan sarang nyamuk adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dalam membasmi jentik nyamuk Aedes dengan cara 4 M yaitu Menguras secara teratur, Mengganti air secara teratur tiap kurang dari seminggu pada vas bunga, tempat minum burung atau menabur abeta ke TPA, Menutup rapat-rapat tempat penampungan air  dan Mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan sehingga tidak menjadi sarang nyamuk.
Proteksi diri terhadap gigitan naymuk bisa dilakukan dengan salep yang mengandung minyak sereh dioles dibagian tubuh yang terbuka, menggunakan kawat nyamuk dipintu dan jendela rumah. Pengapasan malation untuk memberantas nyamuk dewasa dilakukan tidak pada dinding rumah, tapi dititik beratkan pada benda atau pakaian yang bergantungan.
Dengan penggunaan kasa atau kelambu menjadi salah satu pencegah nyamuk untuk mengigit manusia. Dengan tersedianya kasa atau kelambu didalam rumah, maka risiko untuk tergigit oleh nyamuk menjadi berkurang. Sehingga risiko untuk KLB Chikungunya dapat dicegah.
Selain dengan itu, penggunaan obat anti nyamuk sekarang ini banyak digunakan oleh sebagian masyarakat. Dengan penggunaan gigitan nyamuk maka kemungkinan seseoraang tergigit oleh nyamuk menjadi semakin kecil.
















D.    KESIMPULAN DAN SARAN
1.      KESIMPULAN
Penyakit demam Chikungunya merupakan kejadian luar biasa di Kota Depok, Jawa Barat sejak Kamis, 05 Januari 2012 dengan jumalah kasus ratusan orang. Penyakit demam Chikungunya disebabkan oeh arbovirus Genus alpha yang ditularkan melalui vektor arthopoda khususnya nyamuk Aedes Aegepty dan albophytus dengan gejala antara lain demam tinggi, mual, bintik-bintik kemerahan, nyeri sendi bahkan kelumpuhan temporer.
Pengobatan demam Chikungunya bersifat simpomatik terhadap gejala, karena itu pencegahan merupakan program utama yang harus dilakukan. Pencegahan dilakukan terhadap nyamuk dewasa dengan pengasapan terhadap jentik nyamuk dengan abasitasi. Pencegahan harus melibatkan masyarakat melalui P S N (Pemberantasan Sarang Nyamuk).
Walaupun jarang menimbulkan kematian namun demam Chikungunya merupakan masalah kesehatan masyarakat oleh karena penularannya cepat, gangguan fungsi penderita yang dapat mengakibatkan produktivitas menurun berdampak pada faktor ekonomi masyarakat.









Chikungunya Menyerang Warga Depok, Jawa Barat
Kamis, 05 Januari 2012
Ilustrasi (Foto :bd-liputan6.com)
(Berita Daerah-Jabodetabek) Ratusan orang di Depok, Jawa Barat terkena penyakit Chikungunya. Penyakit yang penularannya melalui gigitan nyamuk itu menyebar dengan cepat terutama di lingkungan yang kurang terjaga kebersihannya.
Ibu-ibu anggota PKK warga Depok ini keluar masuk kawasan permukiman untuk melakukan pendataan penyakit chikungunya. Saat ini di Kecamatan Limo, Depok, sedikitnya 190 orang terkena penyakit chikungunya.
Menurut Penyuluh PKK, Masriana, dari data sementara ada 105 warga yang sudah mengalami penyakit yang chikungunya. "Ada yang terkena, ada yang belum. Harus kita data," ujar Masriana, saat mendata di rumah warga, Kamis (5/1).
Pada umumnya, warga tidak mengetahui jika sakit yang mereka alami adalah chikungunya. Mereka baru tahu gejala penyakit yang diderita sama dengan  anggota keluarga yang terkena dan tetangga lainnya. "Pusing, badan pada kaku, pada sakit sendi-sendinya semua. Lemes," jelas Muamah, warga yang menderita Chikungunya. Warga yang terserang penyakit baru mengetahui setelah memeriksakan diri ke puskesmas. Penyakit chikungunya adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penderita mengalami gejala demam tinggi, mual, dan sakit pada persendian. Untuk mencegahnya maka perlu menjaga kebersihan dan mencegah tempat nyamuk berkembang dengan membersihkan genangan air.






0 comments:

Post a Comment