KEJADIAN
LUAR BIASA CHIKUNGUNYA
di
Kota Depok, Jawa Barat
A.
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Bahwasannya
sering kali kita mendengar dengan kejadian luar biasa (KLB) yang menimpa warga
Indonesia, seperti diare, demam berdarah, difteri dan banyak lainnya.
Selain penyakit tersebut, ada juga kejadian luar biasa yang menyerang warga Indonesia yakni penyakit “chikungunya”. Pernahkah anda mendengarnya? Tentu saja pernah, karena penyakit itu sudah banyak menyebar di Indonesia dan di tahun 2012 ini penyakit chikungunya menyerang warga Depok, Jawa Barat . Kejadian luar biasa yang terjadi di Depok, Jawa Barat tersebut membuat bermacam-macam opini mencuat, dari pendapat pesimistik sampai kekhawatiran yang tidak jelas. Kesimpangsiuran berita, opini atau pndapat tersebut pada dasarnya dapat dinetralisir dengan baik apabila kita semua mempunyai pemahaman dan persepsi yang sama terhapad penyakit chikungunya ini, karena itu tulisan ini diharapkan dapat menghantar kita untuk melihat, apa itu chikungunya? Kapan terjadinya chikungunya? Apa yang menjadi penyebab timbulnya penyakit chikungunya? Bagaimana penularannya? dan banyak penjelasan tentang penyakit tersebut.
Selain penyakit tersebut, ada juga kejadian luar biasa yang menyerang warga Indonesia yakni penyakit “chikungunya”. Pernahkah anda mendengarnya? Tentu saja pernah, karena penyakit itu sudah banyak menyebar di Indonesia dan di tahun 2012 ini penyakit chikungunya menyerang warga Depok, Jawa Barat . Kejadian luar biasa yang terjadi di Depok, Jawa Barat tersebut membuat bermacam-macam opini mencuat, dari pendapat pesimistik sampai kekhawatiran yang tidak jelas. Kesimpangsiuran berita, opini atau pndapat tersebut pada dasarnya dapat dinetralisir dengan baik apabila kita semua mempunyai pemahaman dan persepsi yang sama terhapad penyakit chikungunya ini, karena itu tulisan ini diharapkan dapat menghantar kita untuk melihat, apa itu chikungunya? Kapan terjadinya chikungunya? Apa yang menjadi penyebab timbulnya penyakit chikungunya? Bagaimana penularannya? dan banyak penjelasan tentang penyakit tersebut.
Berhasil
tidaknya pencegahan terhadap penularan Chikungunya tergantung dari perilaku
masyarakat di daerah tersebut. Perilaku mencakup 3 aspek yaitu pengetahuan,
sikap dan tindakan. Perilaku merupakan respon seseorang terhadap stimulus yang
berasal dari dalam dan luar dirinya. Tingkat pendidikan daat mempengaruhi
masyarakat dalam melakukan upaya penanggulangan terhadap penyakit Chikungunya.
Sikap adalah
merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau objek. Menurut Sugearto ( 2010 ), sikap merupakan kesiapan atau
kesediaan untuk bertindak dan bukan pelaksanaan motif tertentu. Suatu sikap
belum terwujud secara otomatis dalam suatu tindakan. Terwujudnya sikap menjadi
perbuatan nyata mak diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memjungkinkan.
Tiga hal penting
yang berperan dalam penyebaran penyakit Chikungunya yaitu virus Chikungunya,
nyamuk A. aegepty sebagai vektornya dan lingkungsn. Penyakit
chikungunya disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIKV) yang termasuk Familia
Togaviridae, Genus Alphavirus dan ditularkan oleh nyamuk A. Aegepty dan A. Albopictus.
CHIKV sebagai penyebab penaykit Chikungunya masih belum diketahui pola
masuknya ke Indonesia. Sekitar 200-300 tahun lalu CHIKV merupakan virus pada
hewan primata di tengah hutan savana di Afrika.
Chikungunya
tidak mematikan, tidak menyebabkan trombosit turun drastis seperti demam
berdarah dangue namun penyebaran Chikungunya jauh lebih cepat daripada DBD.
Biasanya bila salah satu keluarga terinfeksi, maka sekeluarga dapat terinfeksi
semua juga tetangga lainnya dan bila tidak ditangani dengan serius dapat lebih
cepat penyebarannya. Chikungunya dapat
menyerang semua orang tidak terkecuali dan tidak memandang usia. Penyakit tersebut
menimbulkan permasalahan kesehatan masyarakat khususnya di Depok bahkan di
Indonesia. Cara mentransmisi bagi Chikungunya ini adalah vector-borne disease yaitu melalui tusukan dan hisapan nyamuk.
Vektor
chikungunya yang utama di Indonesia adalah A.
Aegepty yang keberadaannya hingga dewasa ini masih tersebar di seluruh
pelosok tanah air. Berdasarkan hasil survei jentik yang dilakukan oleh DepKes
RI Tahun 1992 di 7 kota di pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan, menunjukkan
bahwa rata-rata persentase rumah dan tempat umum yang ditemukan larva masih cukup tinggi, yaitu
sebesar 28 %.
Lingkungan
merupakan faktor yang dapat mennyebabkan virus Chikungunya itu timbul karena
kita ketahui bersama bahwasannya nyamuk A.
Aegepty berasal dari lingkungan yang kotor, genangan air dan banyak hal
lainnya yang ada di lingkungan kotor tersebut.
B.
PERMASALAHAN
Hubungan
perilaku hidup masyarakat Depok, Jawa Barat dengan Kejadian Luar Biasa
Chikungunya yang menyerangnya.
C.
PEMBAHASAN
Chikungunya
merupakan penyakit yang sering kali menimbulkan KLB (Kejadian
Luar Biasa). Chikungunya merupakan penyakit reemerging
yaitu penyakit yang keberada-annya
sudah ada sejak lama tetapi sekarang muncul kembali
di Depok, Jawa Barat tepatnya tanggal 05 Januari 2012.
1.
Definisi Penyakit Chikungunya
.
Chikungunya
berasal dari bahasa Swahili (Afrika) yang berarti “berubah bentuk atau bungkuk”.
Nama ini mengacu pada fostur tubuh penderita demam Chikungunya. Chikungunya
merupakan penyakit yang disebabkan oleh naymuk Aedes Albopictus. Virus ini
digolongkan pada keluarga Togaviridae, genus Alpgavirus. Pada umunya virus ini
menyerang kawasan tropis Asia dan Afrika.
Sekitar
200-300 tahun yang lalu, virus Chikungunya merupakan virus pada hewan primata
di tengah hutan atau savana di Afrika. Satwa primata yang dinilai sebagai
pelestari virus adalah bangsa baboon ( papio sp. ), Cercopithecus sp. Siklus di hutan diantara satwa primate
dilakukan oleh nyamuk Aides sp. Pembuktian ilmiah yang meliputi isolasi dan
identifikasi virus baru berhasil dilakukan ketika terjadi wabah di Tanzania
1952-1953. Baik virus maupun penyakitnya kemudian diberi nama sesuai bahasa
setempat (Swahili) berdasarkan gejala pada penderita,
2.
Epidemiologi
Wabah Chikungunya di Indonesia terjadi pada tahun 1973 di
Samarinda, tahun 1980 di Jambi, tahun 1983 di Yogyakarta, Ternate dan
Martapura, tahun 1999-2001 di Aceh dan Bogor, tahun 2002 di Bekasi dan
Purwerejo. Sepanjang tahun 2001-2003 dilaporkan 3918 kasus di Indonesia tanpa ada
kematian. Begitupun dengan kasus Chikunya yang terjadi pada tahun 2012 di
Depok, Jawa Barat tidak menimbulkan kematian.
3.
Penyebab terjadinya Kejadian Luar Biasa Penyakit
Chikungunya di Depok, Jawa Barat
Ø Mobilitas
Penduduk
Mobilitas berasal
dari bahasa latin mobilis yang berarti
mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat lain.
Mobilitas penduduk dari atau antar tempat yang tinggi sangat berpengaruh pada
persebaran penyakit Chikungunya. Tingginya mobilitas penduduk menyebabkan
perkembangan Chikungunya menjadi lebih mudah. Jika seseoarng tergigit nyamuk
pembawa virus Chikungunya maka orang tersebut dapat dengan mudah menyebarkan ke
tempat dimana orang tersebut tinggal.
Ø Kepadatan
Penduduk
Kepadatan penduduk
juga sangat berpenaruh pada penyebaran virus Chikungunya, dengan padatnya
penduduk maka virus yang dibawa oleh nyamuk tersebut dengan sangat mudah
menyebar luas mewabah di tempat tersebut.
Ø Kepadatan
Penghuni Rumah
Dengan padatnya
penduduk yang tinggal dalam sebuah rumah maka jika salah satu anggota keluarga
terinfeksi Chikungunya dengan mudah anggota keluarga yang lain yang tinggal
akan terserang Chikungunya. Menurut penelitian Oktikasari terdapat hubungan
yang bermakna antara kepadatan hunian dengan kejadian chikungunya ( Oktikasari,
2008 ).
Ø Kepadatan
Vektor Nyamuk
Tingkat epidemisitas
Chikungunya sangat berhubungan dengan populasi nyamuk Aedes di daerah tersebut. Semakin pada vektor nyamuk maka semakin
tinggi pula tingkat penyebaran virus Chikungunya ( Diallo, 1999 ).
Kepadatan nyamuk
dalam rumah dapat dilihat dengan rumus MBR ( Man Bitting Rate ) = jumlah nyamuk
tertangkap / jumlah penangkap nyamuk x ( lama waktu penangkapan / jam ) x
jumlah jam penangkapan.
Ø Usia
Salah satu faktor
yang berpenagruh terhadap timbulnya KLB Chikungunya yaitu adanya
suspestibilitas manusia terhadap infeksi. Usia sangat berpengaruh dengan adanya
sistem kekebalan tubuh dari masing0masing individu. Semakin rendah sistem
kekebalan tubuh seseorang semakin mudah pula seseorang tersebut terserang suatu
penyakit. Oktisai ( 2008 ) menyebutkan bahwa hubungan antara usia dengan
kejadian chikungunya menunjukkan hubungan yang bermakna.
Ø Jenis
Kelamin
Penyakit Chikungunya
dapat ,enyerang semua jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan. Pada
populasi yang renatn, penyakit Chikungunya dapat menyerang dan menyebar secara
cepat. Attac rate penyakit
Chikungunya dapat mencapai 40 sampai 80 persen pada populasi yang rentan (
Mohan, 2006 ).
Ø Kondisi
Geografis
Perbedaan geografi
antara daerah satu dengan daerah yang lain dapat menyebabkan perbedaan geografi
dari strain nyamuk Aedes mengubah
suseptibilitasnya terhadap infeksi dan kemampuannya untuk menularkan virus,
yang memungkinkan besar sangat berperan dalam menentukan endemisitas dari virus
Chikungunya di daerah tersebut ( WHO India, 2008 ).
Ø
Iklim
Nyamuk Aedes dapat hidupa pada aderah dengan
iklim tropis yaitu daerah suhu tinggi serta tingkat kelembaban tinggi. Dengan
adanya pemanasan global maka nyamuk Aedes
dapat berkembang pesat serta merupakan
iklim yang cocok untuk perkembangbiakan nyamuk tersebut. Stephen Higgs dari
University of Texas Medical Branch melaporka dalam The Publick Lybrary of
Science Journal Plos Pathogens 7 Desember 2001 bahwa peningkatan suhu seiring
dengan pemanasan global dapat meningkatkan potensi mutasi virus Chikungunya
memperluas jangkauan penyebaran ( Sourisseau, 2007 ; Epstein, 2007 ).
Ø Pengetahuan
Pengetahun dapat
dinilai dari seseorang yang mengetahui atau tidak tentang penyakit Chikungunya
diantaranya mengenai penyebab, tanda dan gejala, faktor risiko dan lain-lain.
Denga mengetahui penyakit dan gejala Chikungunya maka seseorang dapat mencegah
timbulnya penaykit tersebut. Seseorang yang memiliki pengetahuan rendah tentang
suatu penyakit akan memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan
seseorang yang memiliki pengetahuan yang lebih tinggi.
Ø Penyediaan
Tempat Pembuangan Air ( TPA )
Nyamuk Aedes
dapat berkembangbiak dalam air yang
cukup bersih dan tidak bersentuhan secara langsung denga tanah. Jentik-jentik
nyamuk akan hidup dengan adanya air yang bersih, misalnya penampungan air yang
akan menajdi salah satu faktor risiko. Dengan tersedianya TPA yang jarang
dibersihkan di rumah, amaka akan menajdi risiko untuk meningkatnya perekembangbiakan
nyamuk tersebut.
4.
Gejala Kejadian Luar Biasa Penyakit Chikungunya
Gejala
yang dirasakan warga Depok, Jawa Barat adalah (posisi tubuh) meliuk atau melengkung, mengacu
pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi
ini menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada,
terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki.
Gejala penyakit ini termasuk demam mendadak yang mencapai 39 derajat C,
nyeri pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan
serta tulang belakang yang disertai ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan)
pada kulit.
Terdapat juga sakit kepala dan sakit perut. Pada tahap berikutnya penderita
akan mengalami kelumpuhan pada tangan dan kaki, namun kelumpuhan ini tidak akan
berlangsung lama. Gejala penyakit ini bisa berlangsung 3-10 hari (kemudian
sembuh sendirinya), tetapi tidak dengan nyeri sendinya yang bisa berlangsung
berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
Meskipun
penyakit Chikungunya mirip dengan demam berdarah dengue namun penyakit ini
tidak mengakibatkan pendarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian. Masa
inkubasi Chikungunya adalah 2-4 hari. Manifestasi penyakit rata-rata 3-10 hari.
Virus Chikunganya ini termasuk self limiting disease, yang berarti
hilang dengan sendirinya.
5. Penularan
Kejadian Luar Biasa Penyakit Chikungunya
Ø Penyakit
Chikungunya disebabkan oleh sejenis virus Alphavirus yang ditularkan lewat
gigitan nyamuk Aedes Aegypti, Aedes Albophytus. Nyamuk yang sama juga
menularkan penyakit demam berdarah. Meskipun masih bersaudara dengan demam
berdarah, penyakit Chikungunya ini tidak mematikan.
Nyamuk
dewasa menggigit korban pada siang hari, puncak gigitan adalah sekitar pukul
09.00 – 10.00 WIB dan pukul 16.00 – 17.00 WIB. Tempat beristirahat yang
disenangi adalah benda-benda yang bergantung didalam rumah, seperti gorden,
kelambu, baju/pakaian di kamar yang gelap dan lembab.
Tempat-tempat
yang sangat disukai nyamuk untuk bersarang dan berkembangbiak adalah tempat
penyimpanan air bersih, air tergenang di barang-barang bekas dan di daunan.
Oleh sebab itu, penyakit ini berkembang pada musim ketika cuacanya
berganti-ganit antara hujan dan panas. Biasanya pada musim pancaroba, dimana
banyak air yang tergenang ditempat-tempat ban bekas, kaleng bekas dan
lain-lain.
Siklus
kehidupan nyamuk dimulai dari telur, dimana pada suhu tertentu telur nyamuk
dapat bertahan sampai berbulan-bulan. Dalam kondisi normal, perkembangan telur
sampai menjadi dewasa berlangsung kira-kira sembilan hari. Nyamuk dewasa betina
siap untuk mengisap darah manusia dan setelah itu sanggup bertelur sampai 100 butir.
Dua puluh empat jam kemudian naymuk ini kembali menghisap darah, selanjutnya
kembali bertelur. Walaupun umur nyamuk betina hanya sekitar sepuluh hari,
tetapi waktu tersebut telah cukup baginya untuk mengisap darah termasuk
menginveksi manusia. Nyamuk betina biasanya mengigit pada siang ahri didalam
rumah dan menyukai tempat-tempat yang agak gelap. Jarak terbang nyamuk berkisar
40 hingga 100 meter. Oleh karenanya, korban gigitan nyamuk biasanya berada di
sekita daerah tersebut dari sarang nyamuk. Air mengalir maupun di comberan yang
langsung berhubungan dengan tanah bukan tempat nyamuk itu berkembang. Nyamuk
juga tidak bisa hidup di ketinggian lebih dari 1000 meter dari permukaan laut.
6. Pengobatan
Kejadian Luar Biasa Penyakit Chikungunya
Umumnya
penyakit yang disebabkan virus adalah yang bisa sembuh sendirinya, begitu juga
penyakit Chikungunya. Dalam waktu 10-14 hari penderita sudah bisa sembuh
sendiri. Pengobatan yang diberikan berupa pengobatan simptomatik, yaitu hanya
mengurangi gejalanya saja seperti gejala demam diberi obat penurun panas,
gejala nyeri sendi diberikan analgetik (obat pengurang rasa sakit) seperti
paracetamol, mefenemic acid, dan lain-lain.
Disarankan
juga agar penderita banyak beristirahat dan konsumsi makanan yang bergizi agar
bisa mempercepat penyembuhan. Makanan bergizi cukup karbohidrat terutama
protein, perbanyak konsumsi buah-buahan segar. Obat golongan vitamin bisa
digolongkan untuk mencegah inveksi sekunder. Untuk perawatan di rumah,
penderita dianjurkan untuk banyak minum, mengatasi demam tinggi bisa dibantu
dengan kompres untuk menurunkan panas.
7. Pencegahan
Kejadian Luar Biasa Penyakit
Chikungunya
Didalam
prakteknya tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya, satu-satunya
acara adalah menghindari gigitan nyamuk pembawa virus Chikungunya. Mengingat
penyebaran penyakit ini adalah nyamuk Aedes Albopictus maka acara terbaik
adalah memutuskan mata rantai penularan dengan memberantas naymuk tersebut
sebagaimana disarankan dalam pemberantasan penyakit demam berdarah. Insektisida
yang digunakan untuk memberantas nyamuk
adalah dari golongan malation sedangkan untuk jentik digunakan themopos.
Penyakit
ini hanya bisa dicegha diantaranya dengan menghentikan perkembangbiakan nyamuk
dengan menggalakkan 3 M (Menutup saluran air, Menguras penampungan air,
Mengubur barang-barang bekas) atau dengan menaburkan bubuk abate pada
penampungan air. Pemberantasan terhadap nyamuk harus dilaksanakan secara rutin
dan berkala karena berdasarkan penelitian dalam 10 hari sekali ratusan jentik
berubah menjadi nyamuk. Jentik-jentik apabila dibiarkan akan berkembang pesat
yang akan dapat membahayakan kehidupan manusia.
Abatasi
adalah salh satu bentuk pencegahan berkembangbiaknya nyamuk dengan tujuan agar kalau sampai bertelu
menets, jentik nyamuk tidak akan menjadi naymuk dewasa. Semua TPA yang
ditemukan jentik nyamuk Aedes ditaburi bubuk abate sesuai dengan dosis satu
sendok makan peres (10 gram) abate untuk 100 liter air. Bubuk abate juga
dituang dalam bak mandi. Sebagai konsekuensinya kita dianjurkan jangan menyikat
bak/TPA tersebut selama kurang lebih tiga bulan, karena lapisan abate yang
trebentuk pada dinding bak berpotensi mampu membunuh jentik nyamuk selama tiga
bulan.
Pemberantasan
sarang nyamuk adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dalam membasmi
jentik nyamuk Aedes dengan cara 4 M yaitu Menguras secara teratur, Mengganti
air secara teratur tiap kurang dari seminggu pada vas bunga, tempat minum
burung atau menabur abeta ke TPA, Menutup rapat-rapat tempat penampungan air dan Mengubur barang-barang bekas yang dapat
menampung air hujan sehingga tidak menjadi sarang nyamuk.
Proteksi
diri terhadap gigitan naymuk bisa dilakukan dengan salep yang mengandung minyak
sereh dioles dibagian tubuh yang terbuka, menggunakan kawat nyamuk dipintu dan
jendela rumah. Pengapasan malation untuk memberantas nyamuk dewasa dilakukan
tidak pada dinding rumah, tapi dititik beratkan pada benda atau pakaian yang
bergantungan.
Dengan
penggunaan kasa atau kelambu menjadi salah satu pencegah nyamuk untuk mengigit
manusia. Dengan tersedianya kasa atau kelambu didalam rumah, maka risiko untuk
tergigit oleh nyamuk menjadi berkurang. Sehingga risiko untuk KLB Chikungunya
dapat dicegah.
Selain
dengan itu, penggunaan obat anti nyamuk sekarang ini banyak digunakan oleh
sebagian masyarakat. Dengan penggunaan gigitan nyamuk maka kemungkinan
seseoraang tergigit oleh nyamuk menjadi semakin kecil.
D.
KESIMPULAN
DAN SARAN
1. KESIMPULAN
Penyakit
demam Chikungunya merupakan kejadian luar biasa di Kota Depok, Jawa Barat sejak
Kamis, 05 Januari 2012 dengan jumalah
kasus ratusan orang. Penyakit demam Chikungunya disebabkan oeh arbovirus Genus
alpha yang ditularkan melalui vektor arthopoda khususnya nyamuk Aedes Aegepty dan albophytus dengan
gejala antara lain demam tinggi, mual, bintik-bintik kemerahan, nyeri sendi
bahkan kelumpuhan temporer.
Pengobatan
demam Chikungunya bersifat simpomatik terhadap gejala, karena itu pencegahan
merupakan program utama yang harus dilakukan. Pencegahan dilakukan terhadap
nyamuk dewasa dengan pengasapan terhadap jentik nyamuk dengan abasitasi.
Pencegahan harus melibatkan masyarakat melalui P S N (Pemberantasan Sarang
Nyamuk).
Walaupun
jarang menimbulkan kematian namun demam Chikungunya merupakan masalah kesehatan
masyarakat oleh karena penularannya cepat, gangguan fungsi penderita yang dapat
mengakibatkan produktivitas menurun berdampak pada faktor ekonomi masyarakat.
Chikungunya
Menyerang Warga Depok, Jawa Barat
Kamis, 05 Januari 2012
Ilustrasi (Foto :bd-liputan6.com)
(Berita Daerah-Jabodetabek) Ratusan orang di Depok, Jawa Barat terkena
penyakit Chikungunya. Penyakit yang penularannya melalui gigitan nyamuk itu
menyebar dengan cepat terutama di lingkungan yang kurang terjaga kebersihannya.
Ibu-ibu anggota PKK warga Depok ini keluar masuk kawasan permukiman untuk melakukan
pendataan penyakit chikungunya. Saat ini di Kecamatan Limo, Depok, sedikitnya
190 orang terkena penyakit chikungunya.
Menurut Penyuluh PKK, Masriana, dari data sementara ada 105 warga yang
sudah mengalami penyakit yang chikungunya. "Ada yang terkena, ada yang
belum. Harus kita data," ujar Masriana, saat mendata di rumah warga, Kamis
(5/1).
Pada umumnya, warga tidak mengetahui jika sakit yang
mereka alami adalah chikungunya. Mereka baru tahu gejala penyakit yang diderita
sama dengan anggota keluarga yang
terkena dan tetangga lainnya. "Pusing, badan pada kaku, pada sakit
sendi-sendinya semua. Lemes," jelas Muamah, warga yang menderita
Chikungunya. Warga yang terserang penyakit baru mengetahui setelah memeriksakan
diri ke puskesmas. Penyakit chikungunya adalah penyakit yang ditularkan oleh
nyamuk Aedes aegypti. Penderita mengalami gejala demam tinggi, mual, dan sakit
pada persendian. Untuk mencegahnya maka perlu menjaga kebersihan dan mencegah
tempat nyamuk berkembang dengan membersihkan genangan air.
0 comments:
Post a Comment